Pagi ini aku terbangun jam lima pagi, ini sudah terlambat, mestinya aku harus bangun jam empat pagi.Secepatnya aku mengambil air wudu lalu sholat.Aku harus pergi ke pelabuhan mengambil ikan-ikan hasil tangkapan suamiku.Rumahku tidak jauh dari pelabuhan karena itu aku segera berlari dengan cepat agar aku tidak terlambat sampai di sana.Tetapi setibanya aku di sana, belum ada satu kapalpun yang menepi , di sana hanya ada oranh-orang sepertiku yang menunggu kapal-kapal ikan itu datang.
“Kenapa kapal-kapal ikan tidak juga datang ya?” tanya salah seorang ibu yang berada disampingku.
“Saya tidah tau, ini tidak seperti biasanya.”jawabku.
“Ya, memang ini tidak seperti biasanya.” Sahut seorang ibu lainnya.
“Sabar sajalah.” Aku mencoba untuk menenangkan.
Setelah aku menunggu beberapa lama, aku sempat kepikiran ingin pulang saja karena kapal ikan itu tak kunjung datang, tetapi tiba-tiba aku melihat sebuah kapal ikan yang akan berlabuh, tapi ternyata kapal ikan itu bukanlah kapal ikan suamiku, aku benar-benar putus asa kali ini, aku benar-benar lelah menuggu.
“Ada kapal ikan lagi yang mau berlabuh.”teriak seseorang dari kejauhan.
Sontak aku terkejut ketika mendengar teriakan itu, lalu aku berlari sedikit ke tepi pelabuhan dan akhirnya aku melihat kapal ikan milik suamiku, aku sudah benar-benar cemas tadi, tapi aku sudah tenang sekarang.Segeralah aku berlari menuju kapal ikan suamiku dan beberapa temannya.
“Mana bapak?” aku bertanya pada salah satu orang di kapal.
“Masih di dalam,masuk saja.”jawabnya.
“Pak….Pak….Pak?” teriakku.
“Ya buk, sebentar.”jawabnya.
“Gimana pak, dapat ikan banyak?”tanyaku lagi.
“Dapat ikan banyak apanya buk, ikan-ikan banyak yang mati, tidak tau kenapa,saya hanya dapat sedikit ikan bu, padahal saya sudah lama menunggu.”jawabnya.
“Kenapa ikannya pada mati ya pak?”
“Saya ndak tahu bu, saya sendiri bingung .”
“Ya sudahlah, bapak pulang saja, istirahat sana bapak kan capek, saya mau menjual ikan-ikan tangkapan bapak dulu.”
“Yo wes,saya pulang dulu, hati-hati ya buk.”
“Ya pak.”
Setelah bercakap-cakap sejenak dengan suamiku tadi, aku langsung membawa ikan-ikan segar ini dengan gerobak dorong yang biasanya aku gunakan untuk mengangkut ikan-ikan ke pasar.Walaupun ikan tangkapan hari ini tidak terlalu banyak tapi tetap saja ikan-ikan ini sangat berarti bagi kami,ikan-ikan inilah yang menjadi sumber kehidupan kami .Sesampainya aku di pasar sesegera mungkin aku siapkan dagangan ikan-ikan segar ini.Biasanya aku mempunyai pelanggan yang selalu membeli ikan-ikan daganganku ini.Pasar cukup ramai tetapi hanya beberapa orang yang mendatangi tempat daganganku, itupun tidak semuanya yang membeli ikan-ikan daganganku ini.
“Bu Karyo.” Seseorang menyandarkanku dari lamunanku”
“Ya.” Jawabku.
Ternyata orang itu adalah pelangganku.Aku pikir dia tidak membeli ikan dengan ku hari ini.
“Saya pikir ndak beli ikan hari ini buk.” Kata ku.
“Tadi saya beli yang lain dulu buk, lho kok ikannya sedikit buk, banyak yang laku ya?”tanyanya.
“Ndak buk, suami saya yang nyari ikan bilang kalau ikan-ikan pada banyak yang mati,”
“Oalah, bisa-bisanya ya buk.”
“Kenapa bisa begitu ya?”
“Waduh, saya tidak bisa memastikan, tapi sepertinya itu karena air sungai sudah tercemar oleh limbah cair .”
“Walah, tidak mengerti saya ini buk.”
“Maksunya begini lo buk, air sungai itu sudah menjadi tempat pembuangan sampah-sampah pabrik yang berwujud cair dan sudah tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh pabrik tersebut.”
“Mengerti saya buk, jadi air sungai itu sudah kotor ya bu?”
“Bukan hanya kotor, tapi sudah membahayakan, dan benar-benar tidak baik untuk digunakan.”
“Jadi bagaimana baiknya ya?”
“Kalau menurut saya, lebih baik permasalahan seperti ini harus di laporkan kepada pihak yang lebih memahaminya.”
“Wah siapa ya kira-kira buk?”
“Saya kurang tau juga, tapi saya punya seorang kerabat yang mungkin mengerti dengan masalah seperti ini.”
“Wah bisa sangat membantu itu buk.”
“Ya, tentu saja, saya akan coba membantu, kalau keadaan seperti ini terus bisa habis ikan-ikan di sungai ini.”
“Benar juga ya buk.”
“Memang sekarang ini pencemaran lingkunagan lagi marak-maraknya.”
”Begitu ya?’
”Tentu saja iya, sekarang sudah banyak sekali orang-orang tidak bertanggung jawab yang mencemari lingkungan kita ini.”
”Wah, kurang benar juga arah pikiran mereka.”
”Ya sudah, ikannya sekilo ya.”
“Iya sabentar buk, saya pilihin yang bagus dulu.”
“Ya.”
“Ini buk, makasih ya.”
“Sama-sama,.”
Sedih juga aku mendengar cerita dari pelangganku tadi.Kalau sungai ini tercemar oleh limbah pabrik terus apa yang nantinya terjadi? Apa yang harus aku jual nantinya? Ikan-ikan sudah pada mati semua, air juga sudah tidak aman lagi untuk di gunakan.Banyak kerugian yang akan kami terima, mungkin karena kami adalah orang kecil yang tidak mampu untuk berbuat apa-apa, tetapi sesungguhnya orang-orang biasa juga akan mendapatkan pengaruh yang kurang baik akibat limbah cair ini.Kalau sudah begini mana ada pihak yang mau bertanggung jawab, semua orang akan angkat tangan dan tidak ada yang mau mengakui kesalahan yang mereka perbuat.Seharusnya mereka merasakan akibat dari limbah cair ini dengan cara itu mungkin mereka mau mengakui kesalahan mereka.Tapi apalah aku ini, hanya seorang yang termasuk ke dalam golongan rakyat kecil yang tidak mampu mengungkapkan aspirasi.
Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata ikan-ikan yang ku jual banyak juga yang laku, sebenarnya masih bersisa tapi itu tidak masalah, ikan-ikan itu akan aku masak nanti untuk makan di rumah, sesegera mungkin aku pulang ke rumah.Sesampainya aku dirumah kulihat bapak masih tertidur pulas, aku tidak tega membangunkannya, padahal aku igin sekali menceritakan kecurigaan yang dirasakan oleh pelangganku tadi.Karena bapak masih tertidur pulas, aku putuskan untuk sholat dulu, setelah selesai sholat aku menggoreng ikan sisa daganganku tadi, lumayan untuk lauk makan hari ini.Tidak lama setelah aku selesai menggoreng ikan, bapak ternyata sudah bangun dan duduk di kursi dekat dapur.
“Sudah bangun pak?”
“Sudah bu.”
“Tadi saya di pasar cerita sama pelanggan saya pak.”
“Mengenai apa bu? Cerita yang tidak benar ya?”
“Ya tidaklah pak, masa saya sudah setua ini masih cerita yabg tidak-tidak?”
“Ya, mungkin saja bisa kan.Cerita apa bu?”
”Masalah ikan-ikan mati itu lo pak.”
”Jadi apa pendapat pelanggan ibu itu?
”Dia bilang ikan-ikan mati karena adanya limbah cair.”
”Aku ini tidak mengerti bu, limbah cair opo sekarang ini?
”Itu loh pak sampah-sampah cair yang dihasilkan pabrik-pabrik di sekitar kemukiman kita ini.”
”Wah gimana jadinya itu buk?”
”Kata pelangganku itu,dia mau melaporkan masalah ini kepada orang yang lebih mengerti.”
”Ya sudah kalau begitu buk, kita tunggu sja perkembangannya.”
”Ya sudah, makan dulu pak, dari tadi bapak belum makan kan?”
”Iya.”
Sebenarnya saya khawatir dan kasihan karena adanya kejadian ini.Tiba-tiba saya terpikir, bagaimana jadinya nasib generasi berikutnya? Apa yang akan mereka lakukan? Tentunya keadaan akan lebih parah daripada yang sekarang ini, benar-benar menyedihkan.Tapi untuk sekarang ini kekhawatiranku sedikit berkurang, karena masalah ini sudah dilaporkan dna tentunya akan diselidiki lebih lanjut.
Beberapa hari setelah pelangganku menyatakan akan melaporkan masalah limbah itu, ada orang-orang tang datang ke pemukiman kami ini, ada diantara mereka yang bertanya kepada kami mengenai keadaan sungai ini, ada juga yang langsung pergi menuju sungai untuk mencari tau langsung bagaimana kondisi sungai itu saat ini.Tidak hanya hari itu mereka datang, tetapi meraka datang hampir setiap hari hanya untuk meneliti sungai itu, kami saja bingung melihat mereka setiah hari wara-wiri di sekitar pemukiman kami, terkadang aku berpikir mereka ini mengganggu jalannya pekerjaan kami, tetapi itu tidak masalah, karena mereka melakukan hal-hal yang dapt menolong kami.Kami sangat berharap, orang-orang yang membuang linbah cair ini akan segera tertangkap, karena atas perbuatan yang mereka lakukan sangat benyak kerugian yang ditanggung oleh orang lain.
Setelah beberapa hari orang-orang itu menyelidiki keadaan sungai ini akhirnya mereka menginformasikan bahwa air sungai ini memang tercemar dan orang-orang yang melakukan pencemaran ini sedang di cari, aku mersa sedih di satu sisi, tapi di sisi lain aku juga merasa senang, karena aku mengetahui bahwa sungai ini benar-benar tercemar dan orang-orang yang melakukan perbuaran ini akan segera diketahui.
Tapi apakah semua ini akan selesai begitu saja? Apakah masalah-masalah ini akan selesai ketika orang-orang yang telah mencemari sungai telah diketahui? Apakah merka bisa bertanggung jawab dan mengembalikan keadaan pemukiman ini seperti dulu lagi? Karena kebingunganku itu akhirnya aku memutuskan unutuk bertanya kepasa salah seorang dari orang- orang yang sedang meneliti sungai kami.Aku datang mencarinya di pelabuhan tidak lama kemudian aku bertemu dengan orang itu, kebetulan dia sedang beristirahat.
”Maaf saya mengganggu sebentar.”
”Ya silahkan buk.”
”Kalau pelaku pembuangan limbah ini diketahiu apakah sungai ini bisa bersih kembali pak?
”Khawatir ya bu?”
”Iya pak.”
“Tenang saja buk, sungai ini bisa kembali seperti semula, tetapi akan membutuhkan waktu yang agak lama, sabar saja buk.”
“Jadi begitu ya pak.”
“Iya buk, yang jelaskan kalau kita sudah mengetahui pelaku pencemaran ini mereka tidak akan berani lagi membuang libah cair ini ke tempat lain, sekarang yang harusnya kita pikirkan adalah bagaimana untuk mengembalikan keadaan sungai seperti semula.”
“Wah benar juga ya pak, kalau begitu terima kasih ya atas penjelasan yang telah bapak sampaikan.”
“Iya buk, sama-sama.”
Setelah mendegar penjelasan dari bapak tadi, saya bisa menjadi lebih tenang, syukurlah kami tidak perlu pusing mencari tempat mencari nafkah yang baru, karena sungai ini bisa pulih kembali, tetapi kami harus berusaha untuk mengenbalikan keadaan sungai ini seperti semula, meskipun kami hanya orang-orang kecil yang tidak berarti, setidaknya usaha kami yang sedikit ini bisa membantu, daripada kami tidak melakukan hal-hal yang dapat mengembalikan keadaan sungai ini, dengan usaha kami tersebut saya yakin sungai ini bisa kembali ke keadaan semula.
By: Vira Indah
Kumpulan Inspirasi dan Karya Pemuda Penyelamat Lingkungan
0 komentar:
Posting Komentar